Wonogiri – Sosok Raden Ayu Matah Ati yang juga
disebut Matah Ati saja tak bisa dilepaskan dari sepak terjang Pangeran
Sambernyowo (Raden Mas Said). Pasalnya, Matah Ati merupakan istri
tercinta Pangeran Sambernyowo.
Matah Ati terlahir dengan nama Rubiyah. Dia adalah anak perempuan
Kyai Kasan Nuriman atau Kyai Matah, seorang ahli agama di Dusun Puh
Kuning. Kyai Kasan Nuriman merupakan keluarga besar priyayi di Keraton
Kasultanan Pajang, dan masih memiliki garis keturunan dengan Raja
Kasultanan Pajang IV. Dia juga guru spiritual Pangeran Sambernyowo.
Pertemuan Matah Ati dengan Raden Mas Said terjadi secara tidak
sengaja. Ketika itu Raden Mas Said tengah menonton pertunjukan wayang
kulit di Dusun Bantengan sebelah utara Puh Kuning. Terlihat olehnya
seorang gadis cantik dengan wajah begitu anggun duduk di dekat kelir
wayang.
Lantaran penasaran, dirinya diam-diam menyobek kain yang dikenakan si
gadis. Usai pentas wayang, para punggawanya disuruh mencari gadis
dengan kain yang tersobek. Tak menunggu lama akhirnya ditemukan gadis
yang dimaksud. Dia adalah Rubiyah. Dan Pangeran Sambernyowo kaget sebab
tidak menyangka gadis yang ditaksirnya adalah putri Kasan Nuriman alias
sang guru spiritualnya. Akhirnya tanpa menunggu lama segera dilamarlah
Rubiyah.
“Setelah menjadi isteri Pangeran Sambernyowo, Rubiyah diganti namanya
menjadi Raden Ayu Matah Ati, karena dia adalah anak Kasan Nuriman atau
Kyai Matah, dan nama Dusun Puh Kuning dijadikan Dusun Matah,” terang
Juru Kunci Sendang Siwani Matah, Supardi, Sabtu (8/9).
Kini Dusun Matah berada di wilayah administratif Kecamatan Selogiri,
Kabupaten Wonogiri. Tepatnya, termasuk di Desa Singodhutan. Sendang
Siwani yang terkenal sebagai tempat ziarah itu juga berada di Dusun
Matah.
Seperti diberitakan sebelumnya, selama tiga malam, Sabtu hingga Senin
(8-10/9), di Pamedan Mangkunegaran diselenggarakan Pagelaran Tari Matah
Ati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar